CINTA YANG SANGAT SEJATI
Aku termenung di dalam kamarku. Aku menangisi keadaan ku saat ini. Bagaimana aku tidak sedih. Karena seorang yang sangat aku cintai kini telah meninggalkan ku dengan yang lain. Aku melihat foto seorang wanita yang sangat aku cintai bernama Yoko. Aku kembali mengingat saat kami berjalan di tengah malam yang diSinari oleh cahaya rembulan tengah malam…
***
"Narutoo! Ayo cepat kasian dia sudah menunggu lama". Teriak haruki kepada ku. Dia merupakan sahabatku dan hari ini kami akan bertemu seorang temannya dia akan mencoblangiku! Yah, memang aku dan wanita itu sering telfonan, tapi kami tak pernah bertemu. Dan pada hari ini aku akan menemui wanita tersebut. Yoko, seorang wanita yang begitu cantik, feminim, setia, dan keibuan sangat berbeda jauh dariku aku tidak terlalu tampan, menurutku hingga sekarang pun masih sangat bingung mengapa dia rela menunggu ku dalam waktu cukup lama untuk bertemu dengan ku.
***
Kami pun sampai di sebuah cafe di daerah Tokyo. Aku dan haruki mencari dengan susah payah mencari-cari sosok cewek bernama sakura. Ternyata haruki yang pertama menemukan sakura terlebih dahulu. Kami langsung menuju ke sana. Tetapi dia tidak sendirian di sampingnya ada seorang wanita asal Prancis yang sangat cantik dan lebih feminim dibandingkan sakura. Batinku berkata "hmm dia sangat lumayan juga."
***
"Hi senang bertemu denganmu Naruto," sapa Yoko dengan malu-malu. "Dia benar-benar sangat cantik"! Ujarku pada haruki dan sakura.
***
"Jadi kamu tidak senang bertemu denganku?" Ucap haruki pada sakura yang diiringi dengan tawa kami. "Oh iya, perkenalkan dia adalah sahabat ku, Yoko. Seperti yang kalian lihat dia bukan asli orang Jepang. Papanya orang Prancis."
***
Jelas sakura Aku dapat merasakan jantungku berdetak sangat cepat ketika mataku dan mata yoko bertemu, ditambah dengan senyum menawannya. Tetapi mana mungkin aku jatuh cinta pada pandangan pertama.
***
Berapa bulan ini aku sering chatting dengan Yoko. Kami juga sering jalan bersama, ditemani dengan haruki dan sakura tentunya. Sakura gencar mendekati ku tetapi aku lebih nyaman bersama Yoko. Mungkin aku jatuh cinta pada Yoko.
***
Pada malam Minggu ini aku mengajak Yoko untuk makan malam bersama di sebuah restoran dekat Tokyo dan jujur saja aku merasa gembira karena aku bisa makan malam bersama Yoko pada tengah malam yang disinari oleh cahaya rembulan yang sangat cerah pada malam Minggu ini aku menjemput Yoko di rumahnya.
***
Tiinnn… Tiinnn…
Aku telah sampai di rumah nya Yoko aku bergegas turun dari mobilku untuk menjemput Yoko dan membukakan pintu mobil ku agar dia bisa masuk ke dalam mobilku dan jujur saja jantungku berdegup kencang saat aku membukakan pintu mobil untuk Yoko saat aku membukakan pintu mobilku aku menyapa Yoko "halo".
***
Saat Yoko masuk ke dalam mobilku dia terdiam dan malu-malu. Mengetahui hal itu aku langsung bertanya kepada Yoko saat mobil sudah berjalan. "Hei kok diam saja?" Tanyaku pada Yoko. Yoko pun menjawab pertanyaan ku dengan malu-malu "aku bingung ingin berbicara apa kepadamu Naruto". jawab Yoko kepadaku dengan malu-malu. Aku tertawa pelan saat mendengar jawaban Yoko dan aku mengusap wajahnya dengan pelan. Saat aku mengusap wajah Yoko dia merasakan wajahnya memanas. Akhirnya aku pun melontarkan berapa lelucon agar Yoko tertawa terbahak-bahak.
***
Tak terasa kami pun telah sampai tujuan. Kami telah sampai di sebuah restoran dekat Tokyo dan suasana restoran ini sangat romantis untuk kami berdua karena restoran ini terletak di atas gedung yang dekat dengan sebuah kolam kecil dan dibawah sinar rembulan yang sangat cerah pada malam hari.
***
Kami pun memesan makanan yang enak di restoran ini. Selama kami menunggu makanan kami datang kami berbincang-bincang santai. Saat di tengah perbincangan aku bertanya kepada Yoko. "Ummm, Yoko. Boleh aku tanya sesuatu?" Tanyaku pada Yoko. Yoko pun berkata dengan malu-malu "tentu,tentu saja boleh", ucap Yoko dengan malu-malu dan santai. "Umm sebenarnya aku.." aku tampak sangat gugup untuk mengucapkan nya kepada Yoko.
***
"Aku sebenarnya sangat sayang sama kamu, sejak pertama kali kita bertemu. Umm, kamu mau jadi kekasihku?” pernyataan cinta yang baru saja aku nyatakan kepada Yoko telah membuat dia tersontak seketika. Saat Yoko melihat muka tampanku yang serius. Tapi bukan itu yang membuat Yoko terkejut. Pertanyaanku. Aku bisa dapat merasakan wajah Yoko kembali memanas.
***
Yoko mengangguk tanda setuju. “Jadi?” tanyaku pada Yoko, Yoko pun menjawab nya “Aku mau jadi kekasihmu. Aku juga menyayangimu sejak kita bertemu,” setelah mendengar itu akupun beranjak dari tempat dudukku. Aku menuju ke belakang Yoko dan memasangkan kalung berbandul hati. Saat aku selesai memasangkan kalung ke leher Yoko pelayan pun datang mengantarkan makanan kami saat pelayan melihat kami berdua sedang berpacaran pelayan itu merasa tidak enak hati. Ia sangat terburu-buru meletakkan makanan kami dan berkata . “Maaf mengganggu. Selamat menikmati,” kata pelayan itu seraya pergi meninggalkan kami berdua.
***
Setelah makan malam, aku mengantarkan yoko pulang kerumahnya. Saat Yoko sampai kerumahnya Yoko berkata kepadaku "Naruto tolong jangan beritahu sakura tentang hubungan kita ini.Bukannya apa, tapi kamu kan tahu sendiri perasaannnya padaku. Aku tidak mau merusak persahabatan kalian. Aku harap kamu mengerti,” kataku ketika kami sudah sampai di rumah Yoko.
***
“Tentu. Aku juga berpikir seperti itu,” kataku kepada Yoko dengan penuh senyuman dengan kelembutan. Akupun membukakan pintu mobil untuk Yoko “Selamat malam, perempuanku,” katanku dengan lembut.
***
Keesokkan harinya, aku menceritakan kejadian semalam kepada haruki.“Apa!? Apakah kau sudah sangat gila!?” teriak haruki kepadaku Aku hanya bisa menunduk. . “Ah kau ini. Sudah tahu sakura naksir padamu. Kau memang sudah gila, Naruto Uzumaki!” Aku menunduk makin dalam saat mendengar teriakkan haruki.
***
"Tapi kamu tidak bisa memaksakan perasaan seseorang. Lagipula aku dan yoko sepakat akan merahasiakannya dari sakura,"kataku pada akhirnya. “Terserah padamu saja,” balas haruki singkat.
***
"Hi boys Apa yang- AAA!!!” teriak sakura seketika. "Apa-apaan sih, ini bukan di hutan tahu!” balas haruki kesal.
"Apa yang kalian lakukan mengapa kalian menutup baju kalian dengan sweater?"
"Oh udara disini sangat dingin" ujarku pada sakura
***
"Oh, aku pikir kalian hantu manusia salju di siang bolong! Hahahaha!!!” batinku berkata "Kurang ajar sekali sakura itu. Berani-beraninya mengatai kami hantu manusia salju di siang bolong". "Yoko tidak bisa ikut, ada urusan keluarga katanya,” ucap sakura seperti menjawab pertanyaan di benakku. Kami pun bercanda ria hingga sore.
***
"Aku pulang dulu, ya. Sudah mau malam.” kataku berpamitan kepada haruki dan sakura. Sakura menawarkan diri untuk menemani aku pulang atas pakasaan dari sahabatku haruki aku pun menyetujuinya. Aku dapat melihat rona wajah sakura menjadi sangat cerah.
***
Selama perjalanan, aku lebih banyak diam. Aku hanya menjawab pertanyaan dari sakura. “naruto?” panggil sakura khawatir. “Hmm?” jawabku singkat. “Apa kau baik-baik saja?” sakura bertanya pada ku dengan penuh kekhawatiran “Ya, aku baik-baik saja.” Hening pun menemani perjalanan kami.
***
"Terima kasih sudah mau menemaniku pulang sakura" kataku sebelum turun dari mobil sakura ketika aku mau membuka pintu mobil sakura tiba-tiba sakura memegang tanganku dan berkata "aku sayang kamu Naruto please jadi pacar aku ya" kata sakura sambil menunduk. Aku tak tahu harus bagaimana Maaf, aku tidak bisa. Aku mencintai orang lain,” kataku seraya melepaskan tangannya. Aku segera masuk ke dalam rumah, meninggalkan wanita yang baik itu.
***
Tujuh bulan telah berlalu. Hubunganku dan Yoko semakin dekat bahkan aku telah bertemu dengan kedua orangtua Yoko. Tetapi tidak untuk hubunganku dengan sakura. Seringkali aku melihat sakura berkencan dengan pria yang berbeda-beda. Kata haruki, itu karena aku telah menolak cintanya. Aku begitu merasa bersalah, tetapi aku tidak bisa berbuat banyak.
***
Hari ini tepat hari jadi aku dan Yoko yang ke-7 bulan. Aku mengajak yoko untuk merayakannya di tempat pertama kali kami bertemu. Kali ini, yoko tidak terlalu gugup. Malahan sekarang setiap kali kami kencan, Yoko sangat senang. Saat aku telah memberikan senyuman kasih sayang kepada Yoko yang membuat Yoko sangat nyaman denganku.
***
Seperti biasa, aku menjemput Yoko. Aku menggenggam tangan yoko saat perjalanan. Kami tidak banyak bicara. Meskipun begitu, rasanya hati kami sedang berbicara satu sama lain. Aku melihat ke arahnya. Wajah Yoko kelihatan sangat pucat. Ya, akhir-kahir ini Yoko terlihat sangat pucat.
***
"Yoko, apa kamu baik-baik saja?” tanyaku hati-hati. “Tentu,” katanya sambil tersenyum ke arahku. “Tapi kamu terlihat sangat pucat. Apa sebaiknya kita pulang saja?” kataku khawatir. “Aku tidak apa-apa, sayang,” katanya lembut. Tapi hatiku mengatakan ada yang tidak benar.
***
Sesampainya kami di restoran, kami berpasan dengan sakura. Dia tampak sangat terkejut dan marah. “sakura, ini tidak seperti yang kau pikirkan,” jelasku. Yoko menarik sakura ke tempat yang lumayan jauh dariku. Aku memilih untuk tetap di tempatku. Yoko terlihat sangat memohon pada sakura dan wajah sakura pun berubah menjadi iba. Aku tak tahu apa yang mereka bicarakan, tapi ada semburat kesedihan di wajah sakura.
***
“Semua baik-baik saja,” kata yoko sambil memegang tanganku. Ketika memasuki cafe, aku menoleh ke belakang, melihat punggung wanita yang telah kusakiti.
***
Setelah menghabisi makanan kami, Yoko memintaku untuk foto bersamanya. Tentu saja aku menyetujuinya. Baru kali ini kami berfoto bersama. Setelah itu, dia mengajakku untuk pergi ke suatu tempat.
***
Tempat itu adalah taman favoritku. Di bawah terang bulan purnama, dia berlutut di hadapanku dan mengecup kening Yoko dengan lembut punggung tanganku. “I love you, forever and always.”
***
Karena hari sudah semakin malam, kami memutuskan untuk pulang. Di dalam mobil, kami terdiam namun tangan kami bergandengan. Hanya ada alunan merdu nan romantis di antara kami. Rasanya aku tidak mau berpisah darinya, ingin menghentikan waktu.
***
Di depan rumahku kami berpelukan untuk pertama kalinya. Aku tidak ingin melepas pelukannya yang sangat nyaman ini. “I love you,” bisiknya, lalu dia melepas pelukannya. Aku melangkah masuk ke dalam rumah, tapi rasanya ada sesuatu yang mengganjal. Aku menoleh ke belakang dan mendapati mobilnya masih ada di depan rumahku. Aku pun masuk dengan berat hati.
***
Keesokkan harinya, aku menerima sebuah e-mail darinya. E-mail itu berisikan foto kami berdua semalam. Aku tersenyum, namun hati ini terasa sangat sakit. Aku menatap lekat-lekat wajahnya. Terlihat sangat bahagia, namun di balik itu tersimpan sebuah kesedihan yang mendalam. Rasanya seperti ada yang dia tutupi dariku. Tapi serahasia apakah itu sampai-sampai dia menyembunyikannya dariku. Aku termenung.
***
Tak ku sangka, pertemuan kami malam itu adalah yang terakhir. Yoko sudah 2 bulan ini tidak menghubungiku. Ponselnya tidak aktif dan e-mail dariku tak satupun yang dia balas. Yoko, dimanakah engkau?
***
Setelah pulang sekolah, aku bergegas pulang. Aku segera makan siang dan mandi. Setelah itu, aku mengecek e-mailku. Ada sebuah e-mail, dari Yoko.
***
"Naruto, maaf akhir-akhir ini aku tidak memberi kabar. Aku berpikir kita tidak dapat bersama lagi. Mungkin kamu berfikir aku jahat karena tiba-tiba mengakhiri hubungan kita yang indah ini. Kamu memang tidak membuat kesalahan, dan alasanku memang tidak masuk akal. Aku akan memberitahumu alasannya, pada saat yang tepat. Tapi percayalah Naruto, aku melakukan ini demi kebaikkanmu. Aku tidak mau membuatmu sedih ataupun kecewa. Dan hingga kamu membaca e-mail ini, aku masih mencintaimu.”
***
Aku terisak. Bagaimana mungkin dia bisa memutuskan hubungan kami jika dia benar-benar mencintaiku. Yoko, kau sudah membuatku kecewa. Aku benci padamu, Yoko Tyree! Aku menangis di tempat tidurku. Aku sedih, aku kecewa, aku marah.
***
Haruki tiba-tiba masuk ke kamarku. Dia bertanya padaku apa yang terjadi, tapi aku tetap terisak. Ia membaca e-mail tadi, dan seketika memelukku ketika selesai membacanya.
“Maaf, aku tidak menyangka yoko akan melakukan ini.”
“Maksudmu haruki?"aku bertanya kepada haruki
***
"Yoko sebenarnya terkena leukimia sejak lama, tapi dia tetap bertahan demi kamu, naruto.”
“Kamu bercanda, kan?”aku bertanya lagi pada haruki
“Mana mungkin aku bercanda tentang keadaan seseorang.” ujar haruki
“Lalu, dimana yoko sekarang!?”tanyaku pada haruki
“yoko dirawat di rumah sakit PIK.” ujar haruki
***
Begitu sampai di RS PIK, aku dan haruki langsung menuju kamar tempat Yoko dirawat. Aku masuk diiringi dengan kekejutan orang-orang yang ada di dalamnya. Disana ada sakura, kedua orangtua yoko, dan beberapa saudara Yoko yang tak kukenal.
***
Aku langsung memeluk yoko dan menangis. “Kenapa!? Kenapa kamu tidak memberitahuku keadaanmu yang sebenarnya!? Kamu sudah membohongiku yoko Tyree! Dan bodohnya aku masih mencintaimu!” kataku terisak.
***
"Naruto, cintaku, aku benar-benar sudah tidak kuat. Aku tidak mau membuatmu sedih atau terbebani atas keadaanku ini. Aku memang bodoh, tapi aku tidak bodoh dalam mencintai seorang pria seperti mu. Aku senang kamu di sini, di pelukanku. Maaf aku tidak bisa menemani hari-harimu lagi. I lo..ve.. you…”
***
"Yoko! Yoko Tyree!” teriakku sambil terisak. Tiba-tiba jantung yoko berhenti berdetak, nafasnya berhenti. Oh Tuhan, hidupkanlah dia kembali.
Dokter pun masuk dan memeriksa yoko, namun yoko memang sudah tiada. Aku makin terisak. Aku merasa Tuhan tidak adil. Aku ingin yoko-ku kembali!"
***
Tak ku sadari, figura yang ku pegang sudah sangat basah berkat air mataku. Aku mencoba untuk tenang. Tenang Naruto, tenang, batinku. “naruto, ayo, nanti kita terlambat,” ajak haruki.
***
Ya, hari ini adalah hari pemakaman yoko Tyree, cintaku. Aku menghapus air mataku dan mencoba untuk tersenyum. Kuletakkan figura itu pada tempat semulanya dan bergegas pergi ke pemakaman Yoko.
***
Selama di pemakaman Yoko, aku tak kuasa membendung air mataku. Aku sangat kehilangannya. Tapi aku harus ikhlas, agar dia tenang di sana. Aku adalah Naruto, pria yang akan selalu ceria apapun yang terjadi.
***
Setelah acara pemakaman yoko selesai, aku berdiam sejenak di pusaranya. “yoko, aku akan membuatmu bangga padaku. Semoga kamu bahagia di sana,” kataku. Aku lalu berjalan menuju sakura dan haruki yang telah menungguku.
***
Aku menoleh ke belakang dan aku seperti melihat sosok Yoko tersenyum padaku. Aku mengangkat daguku, tersenyum, dan melangkah dengan mantap. Aku, Naruto Uzumaki, adalah pria yang kuat!
Tamat
Pesan moral: "cinta yang sangat sejati adalah cinta yang penuh dengan perjuangan serta pengorbanan dari seorang yang benar-benar sangat mencintai pasangannya hingga akhir hayatnya!"
Karya: Vincentius Semit Darmawan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar